Awal
komunikasi bermula karena kangen dengan suasana nge camp d.cijalu pada liburan
setelah UN smk dulu, kita awalnya yang berangkat muncak bertiga itu pun belum
ada persiapan, karena kita bertiga (saya, bakri dan bewok) terpisahkan oleh jarak dan waktu yang
menghambat. Berminggu- minggu setelah komunikasi awal akhirnya yang bisa
berangkat hanya berdua yaitu saya sama khaerul bakri.
Oh
iya sebelum melanjutkan cerita perkenalkan dulu saya Fakhrul Akhyar Azhari
teman-teman sih biasanya manggil Fakhrul mungkin mereka ambil dari nama pertama
saya. Lanjut ke cerita, Komunikasi saya dengan bakri hanya bisa lewat hp, sms
ataupun bbm, karena jarak yang sangat
jauh, tetapi karena niat kita yang kuat maka komunikasi berjalan dengan lancar
hanya saja ada miss komunikasi tentang perbekalan atau logistic yang harus di
bawa pada saat hari H.
Malam
hari sebelum pemberangkatan saya packing dahulu untuk persiapan , sedangkan
bakri malah dapet kerja ship malem(berangkat malem jam 12 pulang pagi hari).
Setelah paginya dia bisa packing untuk berbekalan yang harus dibawa, dan bakri
sempet istirahat dulu meskipun hanya eberapa jam.
Pagi harinya saya pamitan dengan orang tua dan meminta izin
untuk naik, sekitar jam 10.00 kita bertemu di alfamart jangga, dan bodohnya
saya lupa membawa helm. Untungnya kita pnya sohib yang ada di losarang dan itu
bang tebot (waryono) dan dia pun ada simpanan helm, dan helm itu yg punya
adalah sohib kita juga yaitu bang mail. Dan akhirnya perjalanan pun dimulai
dari rumah tebot, sebelum di mulai kita foto dulu berdua.
Bismilahirahmannirahim.
Perjalanan
dimulai, kami pun bergegas tancap gas karna jam sudah menunjukan pukul 10.30
waktu Indonesia Barat, tibalah d.tengah perjalanan menuju kabupaten sumedang
kami melihat gunung tampomas yang begitu gagahnya, dan kamipun istirahat
sejenak untuk membiasakan diri dengan carriel yang kami bawa di pundak kita
masing-masing.
Setelah
selang berapa menit, kami pun melanjutkan perjalanan dengan di iringi hutan minyak
kayu putih dan di temani pula indahnya gunung tampomas sampe keluar kabupaten
sumedang kami lewat jalur selatan atau jalur ke arah nagrek. Kami sempat
istirahat lagi ketika sudah nyampai di jalur nagrek dan melihat arus balik yang
lumayan padat. Setelah melepas lelah kami pun melanjutkan perjalanan yang
samhat luar biasa ini.
Kami
sempat nyasar dan ngambil jalan satu arah menuju pulang , akhirnya kami harus
bertanya pada warga setempat jalan ke arah garut, ternyata jalan menuju garut
tidak jauh lagi setelah melewati jalur kereta,
dan setelah bertemu jalan bercabang yang memisahkan ke kanan arah garut
sedangkan ke kiri arah Tasikmalaya. Kami terjebak karena pak POLISI sedang
membuka tutup jalur menjadi satu arah, Kami sempat kesal karena waktu sudah menunjukan
pukul 3 sore, di sana kami menunggu hampir lebih dari satu jam lamanya. Setelah
pak POLISI membuka jalur lagi para pengendara dan kita berdua pun melanjutkan
perjalanan, tak berapa lama jalan begitu penuh dengan kendaraan, ada banyak
mobil yang memenuhi padahal jalan yang lumayan luas, dengan lincahnya bakri
mengendarai motor sehingga kami lebih cepat dari pengendara yang lain.
Sekitar
Pukul 16.00 kami sampai d.persimpangan (lupa apa nama persimpangannnya) jalan
otosta. Sempat kebingungan, dengan persimpangan ini karena sebelumnya belum
pernah ada yg lewat. Kami ingat dengan pepatah “malu bertanya sesat di jalan”
ya terpaksa kami setiap kebingungan selalu bertanya. Sambil mencari orang yang
tepat untuk menanyakan arah ke pendakian gunung cikuray kami juga melepas
lelah, setelah bertanya kepada pemilik warung dekat tempat isirahat kami di
saran kan mengikuti angkot 06, kami sempat mengikuti saran dari pemilik toko
tersebut. Setelah melanjutkan perjalanan dan kami tiba di kota Garut. Kami
sempat kebingungan lagi karena angkot yang kami cari (06) ngga ketemu, sempat
kami melihat ada toko outdoor dan berfikir untuk menanyakan arah ke pintu masuk
atau pos pemancar, di luar toko ada seorang anak mapala (karena pada saat itu
dia memakai kaos mapala) memberi tau arahnya.
Akan
tetapi jam sudah menunjukan pukul 16.45 kami masih kebingungan karena terlalu
banyak persimpangan arah, akhirnya kami nekat mengikuti hati nurani kita
sendiri (maksudnya melihat rambu-rambu menuju kota tasik ), mungkin itu hari keberuntungan. Rambu menunjukan ke tasik
terlihat dan kami terus mengikuti jalan satu arah tersebut, di tengah
perjalanan ternyata ketemu dengan angkot yang kami cari sejak dari tadi yaitu
angkot 06, ketika berhenti bakri bertanya pada supir angkot
“
pa maaf, apakah ini menuju jalur pendakian gunung cikuray ?”
pa
supir menjawab “ iya mas benar, ikuti aja jalan ini sekitar 15 menit lagi
nyampe kok !”
Bakri
sambung menjawab “ makasih pa. “
Setelah
15 menit kami mengikuti jalan menuju ke tasik, kami melihat plang yang
menunjukan bahwa ini adalah jalur pendakian ke gunung cikuray, kami sempat
senang dan melihat bensin sudah mulai habis, dengan terpaksa membeli di warung
dekat gang menuju jalur pendakian. Pada saat itu semangat semakin membara dan
kami meneruskan perjalanan tanpa istirahat lagi, dan ternyata dari persimpanagn
penanda jalur pendakian menuju pos pemancar lumayan jauh lagi dan jalannya pun
sudah agak rusak, ya di tengah perjalanan kami melihat pemandangan yang indah
dan tak lupa mengabadikan moment tersebut. Ketika melanjutkan perjalanan termos
kecil milik Bakri jatuh karena jalan yang mulai bergelombang.
Tibalah di pos pendaftaran diri untuk para pendaki, di sana
kami bertemu dengan pendaki yang berasal dari bandung, tepatnya bandung selatan
(padalarang), kami berencana mendaki bareng dengan mereka. Sekitar pukul 17.55 kami
sampai di pos pemancar(pos 1). Sampai di sana banyak para pendaki yang mau
pulang dan baru naik seperti kita, Bakri pun memarkirkan motor dan saya pun
mengambil air dengan di temani oleh pendaki dari bandung yang bernama eldi, air
pegunungan pun berasa ditangan dan rasanya brrrrr sangat dingin sekali apa lagi
pada saat itu hari sudah mulai gelap.
Sebelum
perjalanan di mulai kami bersiap-siap dahulu semua memakai jaket gunung masing-masing
tak terkecuali saya, lampu senter pun tak lupa di ambil dari carriel
masing-masing. Setelah siap untuk memulai perjalanan kami pun tak lupa membaca
do’a untuk keselamatan pada saat perjalanan.
Langkah
awal kamipun dimulai, semangat yang masih membara meskipun dingin yang sudah
menusuk ke tulang. Ternyata di sana kami harus melakukan pendataan ulang supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dari pos pendataan terlihat kebun
teh yang gelap (karena saat itu sudah malam sekitar pukul 18.30) perjalanan
awal kami melewati kebun teh dan jalannya itu terus naik hampir mencapai kemiringan
40o . pada saat awal melewati perkebunan teh saya merasa sangat
lelah jantung pun berdetak sangan kencang, beberapa kali harus istirahat dan
terbesit dalam benak apakah saya bisa mencapai puncak gunung cikuray awal
perjalanan aja udah sangat melelahkan begini. Nanti paling saya yang hanya
tinggal di tenda dan tidak ikut melanjutkan perjlanan. Masih banyak lagi
pikiran negative yang muncuk ketika itu dan membuat perjalanan menjadi sangat
melelah kan.
Akan
tetapi teman” dan melihat pemandangan malam membuat semangat kembali, ditengah
perjalanan menuju pos 2 kami berjumpa dengan sekelompok dengan jumlah 3 orang,
ketika istirahat ada salah satu orang yang ikut istirahat dengan kami, 2 orang
lagi mereka melanjutkan perjalanan. Dalam benak muncul fikiran lagi “ kalau
saya jadi orang tersebut gimana kabarnya ? ditinggal sama teman sendiri,
kasihan juga melihat orang tersebut. “ akhirnya kami menemani orang tersebut
karena merasa iba, melihat fisik dari orang tersebut sudah kelihatan sangat
lelah saya berinisiatif memberikan sidikit perbeklan untuk menambah stamina
berupa madu shaset. Dan kami berbincang-bincang dengan orang tersebut, ternyata
dia orang Jakarta dan masih duduk dibangku perkuliahan umurnya pun ngga jauh
berbeda dengan umur kita jadi mudah akrab, hehe.
Ngga
berapa lama kami pun melanjutkan perjalanan diikuti dengan orang tesebut, akan
tetapi tak sampai 30 menit kamipun istirahat lagi karna mungkin jam sudah
menunjukan jam 9 malam dan fisik pun sudah mulai kelelahan kami memutuskan
untuk bermalam dan membuka tenda di tempat tersebut, dan kami lupa kalau orang
yang tadi sempat ditinggal oleh temannya hilang entah melanjutkan perjalanan
atau hilang ditelan kedinginan. Setelah mendirikan tenda kita berbagi tugas,
saya merapihkan perbekalan dan teman saya yang menyiapkan makan malam meskipun
hanya seadanya sebelum istirahat supaya tidak masuk angin. Selesai merapihkan
perbekalan saya membantu untuk makan
malam dan makanan pun akhirnya matang dan siap untuk di santap. Pukul 22.00 WIB
makan malam selesai kami langsung istirahat karna malam semakin dingin.
Jam
menunjukan pukul 05.00 mata masih ingin untuk dipejamkan dan udara pun masih
sangat dingin rasanya ingin terus menghangatkan dulu di dalam tenda, tak terasa
sinar matahari pun sudah menghampiri tenda jam juga sudah menunjukan pukul
06.30 kami harus segera keluar dan menyiapkan makan pagi untuk menambah
stamina. Jam 7.30 makanan siap untuk disantap, selesai makan kami harus segera
packing lagi perlengkapan .
Pukul
8.30 kami siap untuk melanjutkan perjalanan, selama perjalanan selalu disuguhi
oleh pemandangan yang luar biasa indah dan menjadikan kita terus semangat untuk
terus melangkahkan kaki menuju puncak. Setelah berjalan kurang lebih selama 30
menit kami berhenti sejenak dan mengisi air minum, karena disitu adalah sumber
mata air yang terakhir. Selama 10 menit setelah istirahat kami kembali
melanjutkan perjalanan ditengah perjalanan saya bertemu dengan orang Jakarta
dia juga mendaki berdua akan tetapi dia berpasangan saya lupa bertanya dia
entah sama pacaranya atau sama istrinya,tapi mereka selalu berdua meskipun
kadang-kadang saya melihat yang cowonya di tinggal oleh cewenya. Kami pun
meningal kan mereka karena supaya cepat” menuju tempat mendirikan tenda
Langkah
demi langkah akhirnya mencapai juga pos 2 dan kami pun melepaskan ransel yang
kami gendong dipundak supaya lebih nyantai, air minum pun diambil oleh bakri
yang sudah mulai lelah yah terpaksa saya juga ikut minum untuk menambah tenaga,
sekitar pukul 09.15 kami menggendong kembali ransel . selama perjalanan selalu
bertemu dengan pendaki yang sedang turun untuk pulang kerumah masing-masing
disitulah kita saling member semangat satu sama lain. Kami kira dari pos 2 ke
pos 3 jaraknya dekat tapi itu jauh dari yang kami kira sekitar 45 menit kami
melewati hutan dan beberapa kali istirahat akhirnya sampai juga di pos 3.
Di
pos 3 kami hanya istirahat selama 10 menit, langsung untuk melangkahkan kaki
kembali soalnya di tempat tersebut sudah banyak pendaki lain yang istirahat, setelah
melewati pos 3 kami harus buru-buru menuju ke pos 4 karena waktu sudah
menunjukan pukul 10.20 WIB
lanjutannya dong gan...
BalasHapusdi tunggu yah
BalasHapus